Beda Mobil EV, Hybrid Biasa dan e-POWER: Simpel Banget!
NISSAN TASIKMALAYA
PERJALANAN LEBIH AMAN, NYAMAN, DAN HANDAL BERSAMA NISSAN
Di tengah tren elektrifikasi otomotif Indonesia yang terus berkembang, banyak orang masih bingung membedakan mobil hybrid, e-POWER, dan EV (Electric Vehicle). Ketiganya sering disebut sebagai mobil ramah lingkungan, tapi sebenarnya punya sistem kerja dan karakter yang berbeda.
Untuk memahami bedanya, yuk bahas satu per satu—mulai dari cara kerja, pengalaman berkendara, hingga alasan kenapa teknologi e-POWER Nissan disebut sebagai jembatan paling dekat menuju mobil listrik murni.
EV (Electric Vehicle): Listrik Murni Tanpa Bensin
Mobil listrik EV adalah bentuk paling murni dari kendaraan elektrifikasi. Tidak ada mesin bensin sama sekali—semua digerakkan oleh motor listrik yang mengambil daya dari baterai berkapasitas besar.
Contohnya seperti Nissan Leaf dan Nissan Sakura, keduanya mewakili mobil masa depan tanpa emisi dengan suara nyaris senyap dan performa instan sejak pedal gas ditekan.
Mobil Hybrid Mengandalkan Dua Sumber Tenaga
Mobil hybrid bisa dibilang sebagai “transisi awal” dari mesin konvensional menuju elektrifikasi. Sistemnya mengandalkan dua sumber tenaga, yaitu mesin bensin dan motor listrik.
Dalam kondisi kecepatan rendah, mobil hybrid dapat melaju dengan tenaga listrik saja. Namun saat butuh tenaga ekstra—misalnya untuk menanjak atau menyalip—mesin bensin ikut aktif membantu.
Keunggulan utamanya ada pada efisiensi bahan bakar dan kemudahan, karena baterai terisi otomatis lewat proses pengereman regeneratif dan kerja mesin bensin. Tapi, karena masih mengandalkan bensin, emisi karbonnya belum benar-benar nol.
Singkatnya, hybrid cocok buat kamu yang ingin mobil hemat dan praktis tanpa repot cari stasiun pengisian listrik.
e-POWER, Sensasi Berkendara Rasa EV
Berbeda dengan hybrid konvensional, teknologi e-POWER Nissan hadir dengan konsep yang lebih dekat ke mobil listrik murni (EV). Sistem e-POWER tetap menggunakan mesin bensin, namun hanya sebagai generator untuk mengisi daya baterai, bukan menggerakkan roda.
Artinya, seluruh pergerakan mobil—baik di kecepatan rendah maupun tinggi—sepenuhnya digerakkan oleh motor listrik. Inilah yang membuat pengalaman berkendaranya sangat mirip dengan EV: halus, responsif, dan hening.
Mesin bensin di sistem e-POWER bekerja dengan sangat efisien karena hanya bertugas menjaga suplai daya listrik, bukan menggerakkan kendaraan secara langsung. Bahkan, pada kecepatan tinggi, suara mesin tetap minim karena tidak ada transisi kasar antara motor listrik dan mesin bensin seperti di hybrid biasa.
Dari sisi teknis, e-POWER merupakan kebalikan dari hybrid konvensional. Kalau hybrid berasal dari mobil bensin yang ditambahkan sistem listrik, e-POWER berasal dari mobil listrik yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna harian.
Model e-POWER di Indonesia: T33 dan C28
Di Indonesia, teknologi e-POWER sudah diterapkan pada dua model unggulan Nissan:
The All New Nissan X-Trail e-POWER with e-4ORCE (T33)
SUV dengan sistem penggerak full listrik dan teknologi e-4ORCE All-Wheel Control ini menawarkan stabilitas tinggi dan akselerasi super halus di berbagai kondisi jalan.
The All New Nissan Serena e-POWER (C28)
MPV keluarga ini menggabungkan kenyamanan kabin luas dengan performa listrik yang senyap dan efisien, cocok untuk perjalanan jarak jauh tanpa perlu charging eksternal.
Kedua model ini menghadirkan rasa berkendara khas mobil listrik, tapi tetap praktis digunakan di Indonesia yang infrastrukturnya belum sepenuhnya mendukung EV.
